X-Steel - Wait
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTARNYA

Dec 10, 2012

parabola dan DVB

Sejarah parabola dan DVB

Parabola sebenarnya adalah suatu alat untuk menangkap gelombang elektromagnetik pada frekuensi SHF dan UHF yang dipancarkan oleh satelit. Pada umumnya, parabola yang digunakan oleh masyarakat adalah parabola untuk mendapatkan siaran televisi digital atau Digital Video Broadcast (DVB). Sinyal DVB dipancarkan oleh satelit yang ada pada orbit Geo Sinkron (GSO) yang berjarak 36.000 km jauhya dari permukaan bumi. Panjang gelombang elektromagnetik ini lumayan pendek, sehingga membutuhkan alat penerima yang dapat mengumpulkan sinyal tersebut dan memfokuskannya pada satu titik. Alat ini yang dinamakan parabola. Parabola pada umumnya berbentuk seperti piringan, dengan permukaan setengah datar atau sangat cekung.

Sejarah frekuensi parabola

Pada tahun 1970, teknologi parabola dimulai di dunia, namun belum untuk siaran televisi. Siaran televisi melalui satelit (DVB) baru dimulai pertengahan 1976. Antena yang dapat mengubah sinyal elektromagnetik dari C-Band menjadi L-Band ditemukan oleh seorang guru besar dari Stanford University. Stasiun televisi di dunia ini yang pertama kali mengaplikasikan DVB adalah HBO di Amerika Serikat. Kehadiran teknologi ini dengan segala keunggulannya tidak langsung bisa diterima pasar. Hal ini dikarenakan biaya pembelian perangkatnya sangat mahal. Belum lagi stasiun televisi yang bersiaran via satelit juga terbatas. Namun seiring semakin berkembangnya antena parabola C-Band, maka harga pun mulai turun. Apalagi ditambah dengan keluarnya Cable Act dari Kongres Amerika Serikat.
Cable Act ini mengatur tentang perusahaan TV kabel dapat melakukan siaran dengan satelit dan menarik biaya langganan kepada siapa saja yang memanfaatkannya. Sejak saat itu teknologi DVB berkembang pesat dan semakin ekonomis. Teknologi baru ini membuat banyak stasiun TV menyesuaikan perangkatnya untuk mendapatakan dukungan sistem DVB ini. Pada tahun 1990-an, parabola jenis C-band sudah ditemukan yang berukuran kecil, yakni sekitar 6 feet atau 2 meter, yang membuat perangkat ini dapat diletakkan di atap rumah dengan mudah. Namun meski berukuran kecil, namun fungsinya tidak berubah sama sekali. Dari awal siaran TV menggunakan DVB sudah berteknologi HD, sehingga saat sekarang semua ramai menggunakan HD TV, maka siaran digital dapat menampilkan gambar terbaik yang tanpa distorsi sama sekali.

Respon di dunia dan Indonesia tentang parabola

Sekalipun ada antena yang kecil dan harga yang terjangkau, namun minat masyarakat umum di seluruh dunia terhadap teknologi ini tidak terlalu tinggi. Terutama di perkotaan yang memiliki konsentrasi siaran televisi terestrial (pemancar darat) yang banyak. Mereka hanya membutuhkan antena kecil saja yang harganya sangat murah untuk mendapatkan siaran televisi. Khusus di Indonesia, perkembangan parabola justru ada di daerah-daerah terpencil, utamanya di daerah timur Indonesia yang masih jarang ada pemancar terestrial. Siaran televisi berbayar pun tidak mendapat respon yang baik. Bahkan semua penyedia jasa layanan saat ini memberikan pinjaman antena parabola berukuran kecil supaya ada yang mau berlangganan tanpa membeli alat.

0 komentar:

Post a Comment